Aku dan kamu...
Aku adalah salah satu seorang pengagumu, seorang pengagum senyum merona diwajahmu. Semenjak aku bertemu kamu di senja merona memancar syahdu, aku tidak bisa menghilangkan bahagia yang mendalam, tidak pula bisa menutupi kebahagiaan ini. Sungguh bahagia. Susah payah aku berusaha menutupi kebahagian itu. Namun hasilnya tetap nihil. Aku terlanjur cinta padamu.
Kata orang, cinta dalam pandangan pertama itu mustahil, cinta pada pandangan yang kedua adalah ilusi, dan cinta dalam pandangan yang ketiga itu adalah abadi. Tapi, taukah kamu? Aku nggak akan percaya omong kosong para penyair rupiah seperti itu. Penyair yang bisa menyentuh hati para pembaca sesuai dengan berapa besar rupiah yang dia tawarkan. Tetapi, aku adalah aku dengan segala analogi yang aku pikirkan terhadap cinta. Aku merangkum semua cintaku kepadamu hanya dalam satu pandangan. Aku cinta padamu dalam pandangan pertama yang berarti kata orang 'cinta dalam pandangan yang ketiga'. Iya, cinta ini abadi.
Kita....
Aku belum sempat berpikir apakah kalau aku dan kamu bertemu lalu menjalin hubungan akan menjadi 'Kita'. Pikiranku belum sampai sejauh itu. Untuk saat ini aku memang masih di tahap mengagumimu. Tidak lebih. Kurangpun mustahil. Aku masih trauma dengan kisah cinta masalaluku. Aku belum cukup berani untuk membuka hati kembali, karena aku tau apabila seseorang berani membuka hati kembali berarti berani untuk....tersakiti.
Oktober boleh meninggalkan aku. Tapi kenangan disaat kita pertama kali jumpa tidak akan sirna. Oktober boleh berlalu. Tapi rasa ini bukanlah hal yang semu. Oktober boleh berlalu, aku harap kamu membaca tulisan ini. Tulisanku.
Semoga 'kamu' yang kamu maksud baca tulisan ini ya. Aku sih bancanya melting. Salam kenal ya! :)
BalasHapusSalam kenal.
Hapus